Tahun 2023 sampai 2024 nanti menjadi tahun yang ramai dengan kontestasi politik di Indonesia. Spanduk Partai menampilkan calon wakil rakyat yang ‘katanya’ akan mewakili suara rakyat. Banyaknya baliho memenuhi jalan seringkali mengganggu estetika pemandangan kota, dikarenakan jumlah spanduk partai yang terlalu banyak sekaligus desain kurang efektif.
Sebenarnya kampanye untuk memperkenalkan para calon wakil rakyat dengan baliho di pinggir jalan sudah tidak efektif lagi. Pengamat menilai saat ini hal yang efektif adalah dengan cara door to door bertemu dengan rakyat secara langsung. Dengan mendekatkan diri dengan masyarakat melalui kunjungan ke tempat-tempat umum dan ramai.
Padahal dengan zaman yang jauh lebih canggih banyak cara yang lebih efektif daripada membuat spanduk partai. Kemungkinan dalam keadaan tertentu spanduk partai masih memberikan hasil yang efektif untuk mendulang suara rakyat. Karena kenyataan tidak bisa dihindari lagi, alangkah baiknya spanduk partai dibuat, disebar dengan cara yang lebih efektif.
1. Spanduk Partai berisi Visi Misi
Tujuan utama dibuat spanduk partai sama seperti dengan iklan untuk bisnis. Dalam teori marketing funnel hal pertama yang dilakukan strategi marketing dengan meningkatkan awareness konsumen. Dalam konteks pemilu berarti masyarakat setidaknya mengetahui calon-calon yang akan ikut kontes pemilu nanti.
Setelah seorang konsumen tau dengan sebuah produk yang diharapkan akan terjadi pembelian (purchasing). Mungkin spanduk partai diharapkan akan mendorong orang-orang yang melihat untuk memilih calon yang terpampang wajahnya. Sayangnya, strategi marketing dalam pemilu belum dimaksimalkan.
Visi dan Misi adalah seharusnya bisa menjadi nilai lebih bagi para calon wakil rakyat. Layaknya sebuah bisnis, produk ditawarkan dengan menunjukan lebih sering kelebihan barangnya yang berkualitas. Seharusnya para caleg juga bisa menjadikan visi misi mereka sebagai daya tarik sehingga masyarakat tertarik.
2. Identitas diganti prestasi
Sudah jelas jika dalam pemilihan nanti yang tertera di kertas suara nanti hanya terdapat nama dan foto calon. Tetapi bukankah lebih baik dalam proses kampanye spanduk partai, atau baliho personal para calon tidak hanya menulis identitas nama tetapi juga mencantumkan prestasi yang mereka raih.
Coba bayangkan ketika warga sekitar melihat para calon-calon rakyat yang akan mewakili mereka punya prestasi segudang. Mencantumkan visi misi dan menunjukan prestasi masing-masing kemungkinan akan mendorong keinginan rakyat untuk memilih mereka pada tahun 2024 nanti.
3. Desain terlalu ramai, kurang elegan
Secara dasar dari komunikasi visual tidak sedikit spanduk partai yang menggunakan desain secara tidak teratur. Kesan yang nampak hanyalah berantakan. Foto calon yang terlalu menonjol dengan nama dan gelar mentereng, ditambah warna partai sangat mencolok menambah kesan buruk bagi masyarakat.
Bukan tidak mungkin, yang terjadi nantinya pemilih akan merasa risih karena kesan yang melekat dipengaruhi spanduk yang tidak estetik. Sebaiknya para calon-calon belajar memahami selera masyarakat yang telah berkembang, apalagi saat ini gen-z menjadi pemilih yang mendominasi nanti di tahun 2024.
4. Ditempatkan di tempat yang sudah berizin (papan reklame)
Masyarakat sudah cerdas memilih dan memilah pemimpin mereka nanti. Warga yang telah memiliki hak suara sudah tahu dari hal-hal kecil yang dapat membuat mereka memilih atau beralih ke calon atau partai lain. Memasang spanduk partai di tempat sembarangan malah mencerminkan pemimpin yang tidak taat hukum.
Memasang spanduk saja mereka melakukannya sembarangan apalagi mewakili suara rakyat nanti. Bukan tidak mungkin itu menjadi cerminan yang terbayang. Padahal di setiap jalan sudah tersedia papan reklame (Billboard) yang memang dibangun dengan izin.
Memasang spanduk dengan tidak semrawut, dipasang ditempat yang berizin dan rapih akan lebih baik untuk semua. Tata kota akan terlihat lebih efektif, masyarakat tidak merasa terganggu, spanduk partai akan mendapat simpati yang lebih daripada memasang ditempat sembarangan.
Sebagai pemilih kita harus lebih cerdas. Melihat bagaimana para calon atau partai mengelola kampanye seharusnya cukup untuk kita melihat mana yang layak dan tidak layak. Spanduk partai mungkin bisa menjadi bumerang bagi pihak pengusung. Masyarakat lebih sadar akan hal-hal kecil sehingga dalam tahun politik semua diharapkan dapat bersikap lebih bijak.
Pembahasan Menarik Lainnya : Well Ikut Sayembara Logo Perhatikan 5 Hal Penting