Storytelling dalam digital marketing merupakan modal yang tak lekang oleh gegap gempita perubahan zaman. Elemen pemasaran pada media sosial yang satu ini sejatinya dapat membangun dan mengembangkan reputasi suatu bisnis secara efektif. Sebab, storytelling sendiri menggunakan cerita yang relevan dan menarik untuk menyampaikan pesan merek, nilai, atau meingkatkan konversi. Namun, storytelling tidak sekadar menceritakan kisah fiksi, melainkan harus berhubungan dengan cerita produk atau jasa dalam konteks yang bermakna.
Dengan maraknya berbagai bisnis di media sosial kala ini, persaingan pun menjadi ketat seiring berjalannya waktu. Dengan demikian, perlu diperhatikan beberapa elemen penting dari storytelling yang meliputi: konteks merek, emosi, konsistensi, dan visualisasi yang tepat. Lantas, apa saja langkah yang harus diambil ketika ingin menuangkan sebuah cerita dalam pemasaran media sosial guna meningkatkan konversi? Yuk, simak langkah efektif dalam menuangkan storytelling dalam strategi digital marketing berikut!
1. Mengenali Audiens
Memahami audiens atau target pasar yang ingin dituju dapat dilakukan berdasarkan usia, minat, nilai, maupun aspirasi yang relevan dengan merek Anda. Hal ini dapat dicapai dengan memanfaatkan fitur analitik media sosial guna mengidentifikasi perilaku dan preferensi audiens. Selanjutnya, storytelling dapat dirancang dengan mengidentifikasi tantangan yang dihadapi oleh audiens, tetapi dapat diatasi oleh produk atau layanan Anda. Tujuan storytelling ini pun dapat dilakukan dengan dua metode, yakni seputar kehidupan pribadi maupun profesional.
2. Mengidentifikasi Nilai Merek
Pengenalan terhadap nilai merek dapat berupa inovasi maupun kualitas dapat disebarluaskan melalui teknik storytelling pada strategi digital marketing. Tidak dapat dimungkiri, penyampaian berbagai nilai tersebut harus relevan dengan nilai yang dipegang oleh audiens agar teknik pemasaran terlihat lebih menarik. Melalui elemen yang satu ini, pemilik bisnis harus mampu menciptakan cerita maupun pesan yang konsisten agar citra merek semakin kuat dan kohesif di mata audiens.
3. Menggunakan Format yang Beragam
Guna menjangkau audiens di berbagai platform media sosial, contoh format yang dapat Anda manfaatkan berupa foto, grafis, video pendek, Instagram stories, IGTV (Instagram TV), podcast, thread Twitter, infografis, challenge, dsb. Nyatanya, setiap platform media sosial mempunyai audiens yang beragam pula, jadi penting untuk memahami preferensi dan ketertarikan pengguna. Dengan meninjau format konten yang sesuai, Anda mampu menghidupkan cerita unik nan menarik untuk meningkatkan strategi digital marketing.
4. Mengutamakan Otentisitas Storytelling
Otentisitas yang digadang-gadang sebagai pengalaman nyata dalam storytelling tentunya mengutamakan kejujuran. Lantas, manipulasi atau penyajian palsu tidak semestinya diunggah ke dalam sebuah cerita promosi. Alangkah baiknya jika pengalaman nyata ini disertai dengan detail khusus yang mampu membuat storytelling lebih meyakinkan. Selanjutnya, cerita dapat berfokus pada perubahan positif yang terjadi setelah menggunakan produk atau jasa Anda, sejalan dengan strategi digital marketing Anda.
5. Berfokus pada Emosi Audiens
Storytelling yang relatable dapat memicu resonansi emosional apabila didasarkan pada bukti nyata yang mendukung klaim Anda. Faktanya, emosi adalah pintu gerbang yang menghubungkan audiens dengan cerita Anda. Dengan kata lain, cerita yang mengandung perasaan dan perjuangan yang relevan dapat menciptakan koneksi emosional berupa kegembiraan ataupun empati. Perlu dicatat, emosi ini sejatinya harus memotivasi audiens untuk mengambil tindakan lebih lanjut sebagai bentuk ketertarikan terhadap produk maupun jasa yang Anda tawarkan. Lantas, penting untuk memilih emosi yang sesuai dengan pesan merek Anda, serta mengolahnya secara sensitif dan otentik.
6. Menghindari Informasi yang Overload
Di era yang serba instan ini, masyarakat lebih berselera terhadap informasi yang bersifat singkat, padat, dan jelas. Dengan demikian, cerita yang terlalu bercabang atau beralih ke subcerita yang tidak relevan dapat mengaburkan pesan awal yang ingin disampaikan. Menanggapi hal ini, storytelling dalam digital marketing sebaiknya menggunakan bahasa sederhana dan jelas agar audiens tidak perlu berpikir kompleks untuk memahami isi cerita yang disajikan. Sebab, storytelling yang sederhana lebih mudah diingat dan dapat mengurangi risiko kesalahpahaman oleh audiens.
7. Menjaga Kesinambungan Storytelling
Konsep menjaga alur cerita, tema, pesan, dan karakter dapat dilakukan melalui serangkaian konten atau storytelling yang berbeda. Tujuan utama dari kesinambungan sendiri adalah membangun narasi yang lebih kuat, membentuk identitas merek yang kohesif, dan mengundang audiens untuk terlibat lebih lanjut. Beberapa cara efektif untuk mencapai kesinambungan dalam storytelling, yaitu menentukan tema sentral, menggunakan tokoh atau karakter yang sama, membuat alur cerita yang mengalir, menggunakan cliffhangers atau rujukan dari cerita sebelumnya, dan merencanakan perilisan berkala. Pada akhirnya, kesinambungan ini mengarah pada pengalaman yang mendalam dan berkesan bagi audiens sehingga dapat meningkatkan konversi.
8. Menggunakan Call to Action (CTA)
Menyoroti berbagai prinsip storytelling yang efektif dalam strategi digital marketing tidak terlepas dari elemen call to action (CTA). Melalui elemen yang satu ini, Anda dapat menyertakan deskripsi yang jelas terkait tindakan yang Anda ingin audiens ambil, sehubung dengan produk atau jasa yang ditawarkan. Lantas, penggunaan bahasa yang ambigu pun harus dihindari. Jika memungkinkan, Anda dapat menambahkan elemen urgensi dalam CTA untuk mendorong audiens untuk bertindak segera di akhir cerita.Tidak dapat dimungkiri, penggunaan kata kerja yang kuat, seperti “What are you waiting for? Hurry up and get your first purchase!” dapat menginspirasi tindakan audiens.
Tidak dapat dimungkiri, 8 langkah pengembangan storytelling di atas merupakan kunci utama dalam ranah digital marketing yang efektif. Apabila ditelaah lebih lanjut, langkah-langkah inilah yang akan meningkatkan konversi, brand recall, ikatan emosional, brand awareness, kepuasan audiens, dan kredibilitas. Hal ini berkesinambungan dengan Jasa Digital Marketing Surabaya yang diberikan oleh PT Otak Kanan. Sebab, kami memahami, beragam cerita yang relevan memiliki daya tarik universal yang dapat menjangkau audiens dari berbagai latar belakang yang berbeda pula. Pernahkan Anda menerapkan storytelling dalam strategi digital marketing? Bagikan cerita Anda di komentar di bawah!